Dana Jangka Panjang Reksa Dana Diestimasi Outflow USD9,41 Miliar
Investment Company Institute (ICI) mengestimasi dana jangka panjang reksa dana di AS per 6 Agustus mencatat outflow sebesar USD9,41 miliar, dari inflow sebesar USD3,04 miliar pada pekan sebelumnya. Outflow tersebut terutama didorong oleh outflow yang terjadi di pasar obligasi yang mencapai USD8,19 miliar dari sebelumnya inflow USD1,81 miliar. Pasar ekuitas juga mencatat outflow sebesar USD422 juta setelah pekan sebelumnya inflow USD204 juta.

Initial Jobless Claims Meningkat
Initial Jobless Claims AS mengalami peningkatan sebesar 21K menjadi 311K per 9 Agustus, yang merupakan level mingguan tertinggi sejak akhir Juni. Meskipun meningkat namun jumlah penduduk yang mengajukan tunjangan pengangguran tersebut masih berada di sekitar level pra-resesi yang memberikan sinyal melambatnya fase PHK.

Import Price Index Turun 0,2%
Import price index AS turun sebesar 0,2% pada Juli, penurunan pertama dalam tiga bulan terakhir. Penurunan tersebut terutama didorong oleh penurunan harga bahan bakar. Pada bulan sebelumnya, import price index menguat sebesar 0,1%.

Pertumbuhan Penjualan Ritel AS Terlemah Dalam 6 Bulan
Penjualan ritel AS pada Juli mencatat pertumbuhan terlemah dalam 6 bulan terakhir akibat penurunan penjualan otomotif. Secara umum penjualan ritel pada Juli tidak mengalami perubahan yaitu tumbuh 0,0%, di bawah ekspektasi ekonom yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 0,2% atau sama seperti level pertumbuhan Juni.

GDP Jerman Kontraksi 0,2% QoQ
Ekonomi Jerman mencatat kontraksi sebesar 0,2% pada kuartal kedua, setelah tumbuh 0,7% pada kuartal sebelumnya. Kontraksi ekonomi Jerman terjadi seiring pertumbuhan impor yang melebihi ekspor, serta penurunan investasi konstruksi. Namun penurunan investasi konstruksi lebih didorong oleh dimajukannya pelaksanaan proyek-proyek karena musim dingin yang ekstrim.  

GDP Hungaria Capai 3,9% YoY
Ekonomi Hungaria tampaknya dapat mencapai pertumbuhan lebih dari 3% tahun ini.  GDP kuartal kedua mencatat pertumbuhan 0,8% QoQ dan 3,9% YoY, lebih besar dari estimasi analis yaitu meningkat 0,7% QoQ dan 3,5% YoY. Pertumbuhan tersebut tampaknya didorong oleh meningkatnya konsumsi domestik, pertumbuhan output industri serta meningkatnya output sektor jasa.

Industrial Production Eurozone Masih Melemah
Industrial production Eurozone pada Juni mencatat pelemahan untuk dua bulan berturut-turut yang mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi di kawasan tersebut masih tertahan pada kuartal kedua. Output industri Eurozone turun 0,3% MoM pada Juni setelah mencatat penurunan sebesar 1,1% pada Mei.

CPI Perancis Turun 0,3%
CPI Perancis pada Juli turun 0,3% MoM namun mencatat kenaikan 0,5% YoY. Terjadinya penurunan tingkat inflasi bulanan Perancis antara lain karena harga pangan yang turun akibat melimpahnya.

Kontraksi GDP Yunani Melambat
GDP Yunani untuk kuartal kedua mencatat kontraksi sebesar 0,2% YoY, melambat dibanding kontraksi 1,1% pada kuartal pertama. Meredanya resesi Yunani ditopang oleh kunjungan wisatawan, stabilisasi konsumsi dan aktivitas investasi. Setelah mengalami kontraksi selama 6 tahun, ekonomi Yunani diharapkan mencatat ekspansi dalam bulan-bulan mendatang.

Survei ZEW Jerman Dibawah Ekspektasi
Berbagai indikator ekonomi memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jerman tahun ini akan lebih lemah dibanding proyeksi sebelumnya, seiring meningkatnya tensi geopolitik dan lambannya pemulihan Eurozone yang membebani ekonomi Jerman. Indeks ZEW dilaporkan turun dari level 27,1 pada Juli ke level 8,6 pada Agustus yang merupakan level terendah sejak Desember 2012. Penurunan sentimen ekonomi terkait dengan tensi geopolitik yang masih berlangsung dan mempengaruhi ekonomi Jerman.

Pertumbuhan Ekonomi Rusia Melambat
Pertumbuhan ekonomi secara tahunan melambat menjadi 0,8% untuk kuartal kedua dari 0,9% pada kuartal pertama. Pelarian modal besar-besaran akibat sanksi Barat atas Rusia tahun ini menambah tekanan terhadap ekonomi negara yang bergantung pada komoditas ini.

Penjualan Rumah China Turun 10,5%
Penjualan rumah di China tercatat turun sebesar 10,5% dalam tujuh bulan pertama tahun ini menjadi CNY2,98 triliun (USD484 miliar), setelah pembeli potensial tampaknya mengambil sikap untuk menunggu penurunan harga lebih jauh. Selama paruh pertama tahun ini penjualan mencapai CNY2,56 triliun atau turun 9,2% YoY.

Produksi Industri dan Investasi China Melambat pada Juli
Output industri China pada Juli tumbuh 9,0% YoY, turun dari pertumbuhan 9,2% pada Juni, atau sejalan dengan estimasi ekonom. Secara bulanan, output industri China naik 0,68% pada Juli, setelah bulan sebelumnya naik 0,77%.

Pertumbuhan Aset Trust China Melambat
Aset yang dimiliki perusahaan-perusahaan trust di China tumbuh 30,8% YoY mencapai CNY12,48 triliun pada akhir Juni, melambat dibanding pertumbuhan 34,3% pada akhir kuartal pertama.

GDP Jepang Kontraksi 6,8%
GDP Jepang pada kuartal kedua secara tahunan melemah 6,8% setelah pada kuartal pertama tumbuh 6,1%. Kontraksi ekonomi Jepang pada kuartal kedua tersebut merupakan yang terbesar sejak gempa bumi dan sunami pada Maret 2011. Pendorong utama kontraksi ekonomi adalah pelemahan konsumen setelah kenaikan pajak penjualan nasional pada 1 April dari 5% menjadi 8%.  

BI Rate Tetap di Level 7,50%
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14 Agustus 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 7,50% dan 5,75%.

Defisit Transaksi Berjalan Indonesia Meningkat
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) membaik pada triwulan II 2014 meskipun defisit transaksi berjalan meningkat. Defisit transaksi berjalan pada triwulan II 2014 mencapai USD9,1 miliar (4,27% dari PDB), menurun dari defisit pada triwulan II 2013 sebesar USD10,1 miliar (4,47% dari PDB), meskipun meningkat dari defisit pada triwulan I 2014 sebesar USD4,2 miliar (2,05% dari PDB) sejalan dengan pola musimannya.

Selama pekan ini (11 – 14 Agustus) di Indonesia, pihak asing mencatat posisi net buy saham sebesar Rp1,48 triliun. Sementara kepemilikan asing di SUN hingga 12 Agustus 2014 mencapai Rp418,78 triliun, meningkat dibanding kepemilikan asing pada 24 Juli sebesar Rp412,03 triliun. 

Sektor infrastruktur pekan ini memasuki weakening quadrant bersama dengan sektor properti. Sektor industri dasar pekan ini menempati lagging quadrant mengikuti sektor keuangan, konsumsi, aneka industri. Sementara itu sektor pertanian dan perdagangan masih menempati improving quadrant, sedangkan sektor pertambangan pekan ini telah memasuki leading quadrant

Saham-saham yang bertindak sebagai leading movers dalam pergerakan IHSG pekan ini antara lain adalah UNVR, ASII, TLKM dan LPPF, sedangkan lagging movers diantaranya LSIP, TOWR, IIKP dan SMAR. 

Sumber: HP Analytics, melalui milis: KompilasiRiset@yahoogroups.com

Posting Komentar

 
Top