Fundamental keuangan dan pergerakan saham SMCB akan dipengaruhi hal-hal berikut: 

Pada 1H14, SMCB laba bersih yang dibukukan turun 3,8% YoY dari Rp 467 miliar pada 1H13 menjadi Rp 449 miliar pada 1H14.
 
Pada 1H14, volume penjualan semen SMCB di dalam negeri tumbuh 3,6% YoY dari 4.010K ton pada 1H13 menjadi 4.156K ton pada 1H14, sementara volume penjualan semen nasional tumbuh sebesar 4% YoY dari 27.835K ton pada 1H13 menjadi 28.944K ton pada 1H14. Implikasinya, pangsa pasar SMCB relatif stabil sebesar 14,4% baik pada 1H13 dan 1H14.
  

SMCB telah menyelesaikan pabrik Tuban 1 berkapasitas 1,7 juta ton dan melanjutkan pembangunan pabrik Tuban 2. Tanur Tuban 1 yang baru telah memulai produksi klinker pada 17 Juni 2014. Tanur kedua berkapasitas 1,7 juta ton di Tuban yang diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2015 akan memberikan ruang untuk pertumbuhan di masa mendatang. Total investasi dua pabrik baru tersebut mencapai USD 850 juta.
 

Rencana penggabungan Bintang Polindo Perkasa (BPP) dan Wahana Transtama (WT) dengan SMCB akan memberikan manfaat karena penggabungan ini akan membentuk perusahaan yang lebih kuat dan efisien. 
 

Mempertimbangkan berbagai faktor di atas dan mengasumsikan pertumbuhan penjualansebesar 9,5% YoY pada tahun 2014F, valuasi kami dengan menggunakan metode discounted cash flow memperoleh target price sebesar Rp 2.900. Oleh karena itulah, kami tetap memberikan rekomendasi "HOLD” untuk saham SMCB. Dari sisi valuasi, pada harga Rp3.030 (05/08) diperdagangan dengan P/E sebesar 22,1x untuk tahun 2014.
 

Analis : Budi Rustanto, CFA, FRM

Sumber: Stock Focus, VAS, melalui milis: KompilasiRiset@yahoogroups.com. 



 

Posting Komentar

 
Top