PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mampu membukukan pertumbuhan penjualan bersih pada semester pertama tahun ini dengan tingkat pertumbuhan sebesar 29.4% YoY, sedangkan laba bersih tumbuh sebesar 32.4% YoY pada 1H14. Mulai beroperasinya dua fasilitas produksi pada tahun ini menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ROTI. Namun hal tersebut berdampak pada melonjaknya beban overhead dan beban gaji sehingga menggerus EBIT margin ROTI, EBIT margin turun dari 14.7% pada 1H13 menjadi 13.0% pada 1H14. 

Kami merekomendasikan BUY! untuk saham ROTI dengan target Rp 1,450 yang mengimplikasikan P/E 34x/28x untuk FY14/FY15. 

Solid Growth Booked in 1H14
Pada enam bulan pertama 2014, ROTI membukukan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 29.4% YoY, lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan yang dibukukan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 23.9%. Sedangkan dalam kuartal basis, pada 2Q14 ROTI membukukan pertumbuhan sebesar 28.5% YoY, namun turun 3.1% QoQ. Laba bersih yang dibukukan oleh ROTI pada 1H14 tumbuh sebesar 23.4% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Namun laba bersih yang dibukukan pada 2Q14 mengalami penurunan 36.2% QoQ.

New-born Regions Start Accelerate…
Pada semester pertama tahun ini, ROTI mulai mengoperasikan dua pabrik baru yang berlokasi di Purwakarta dan Cikande, yang dilengkapi dengan kapasitas produksi dua kali lipat dibandingkan dengan pabrik lainnya. Kedua fasilitas produksi tersebut mencatatkan penjualan bersih yang cukup signifikan pada semester pertama tahun ini, Purwakarta dan Cikande masing-masing berkontribusi sebesar 4.9% dan 3.6% terhadap total penjualan bersih ROTI pada semester pertama tahun ini. Porsi tersebut bahkan melebihi kontribusi dari Makasar dan Palembang yang sudah lebih dulu beroperasi.

ROTI's 1H14 Sales by Region 



Untuk regional Palembang dan Makassar yang secara resmi mulai beroperasi pada semester pertama tahun 2013, masih mencatatkan kerugian hingga 1H14. Namun tingkat kerugian tersebut telah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada 1H13, regional Palembang dan Makassar mencatatkan laba segmen masing-masing –Rp6.54 miliar dan –Rp8.74 miliar, namun tingkat kerugian tersebut mereda pada 1H14 setelah regional Palembang dan Makassar masing-masing membukukan kerugian sebesar –Rp1.37 miliar dan –RP1.51 miliar.

…Established to Serve Region with the Largest Population…
Keputusan manajemen untuk membangun pabrik di wilayah tersebut cukup tepat. Kedepannya kedua pabrik tersebut diharapkan mampu memasok produk ROTI untuk wilayah Jawa Barat dan Banten. Bahkan pabrik di Cikande akan bersinergi dengan pabrik di Palembang demi menjamin terjaganya pasokan produk ROTI untuk wilayah Sumatra bagian selatan, hal tersebut semakin memperkuat pangsa pasar ROTI dan juga menegaskan posisinya sebagai pemain utama pada pasar Mass Production.  Hal ini didorong oleh besarnya jumlah penduduk di kedua provinsi tersebut, provinsi Jawa Barat mewakili 18.3% dari total penduduk Indonesia, sedangkan Banten 4.7%. Porsi penduduk di kedua provinsi tersebut berada diatas rerata jumlah penduduk/provinsi di Indonesia, yaitu 3%.

Dengan didirikannya kedua pabrik tersebut, ROTI juga mengurangi ketergantungan terhadap dua pabrik utama  yang terletak di Bekasi. Sehingga menghindari terganggunya distribusi produk untuk wilayah Jawa Barat dan Banten pada kondisi tertentu, seperti labor strike yang terjadi pada kuartal dua tahun 2013 yang mengganggu proses produksi selama enam pekan.

…But Taking Its Toll
Namun mulai beroperasinya kedua pabrik tersebut berdampak pada kenaikan beban operasional ROTI. Hal ini terlihat dari melonjaknya Overhead Cost pada kuartal kedua tahun ini. Pada 2Q14 rasio Overhead Cost ROTI terhadap penjualan berada pada level 12.0%, jauh berada diatas rasio yang dibukukan pada 1Q14 dan 2Q13 yang masing-masing berada pada level 10.1% dan 9.5%. Secara kumulatif, rasio Overhead Cost terhadap penjualan ROTI pada 1H14 dilaporkan sebesar 11.0%, diatas rasio pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9.4%.

Selain Overhead Cost, beban Gaji juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan, pada 2Q14 rasio Salaries and Wages Expenses terhadap penjualan ROTI dilaporkan sebesar 16.5%, berada diatas rasio yang dibukukan pada 1Q14 dan 2Q13 yang masing-masing sebesar 14.2% dan 14.6%. Secara kumulatif rasio Salaries and Wages Expenses terhadap penjualan ROTI pada 1H14 dilaporkan sebesar 15.4%, diatas rasio pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 12.4%. 

1H14 Salaries and Wages Expenses to Net Sales 



1H14 Overhead Cost to Sales 



Indirectly Competed with Yamazaki
Masuknya Yamazaki Baking ke pasar roti Indonesia dengan menggandeng peritel Alfamart, diyakini akan menjadi pesaing utama bagi pasar ROTI. Namun berdasarkan data yang kami terima, harga produk yang dipasarkan oleh Yamazaki lebih mahal jika dibandingkan dengan produk ROTI berkisar antara 5-10%, terlebih dengan hampir 30% dari bahan baku yang digunakan oleh Yamazaki di impor langsung dari Jepang. Sebagai tambahan, Yamazaki diperkirakan akan memulai aktivitas operasinya pada kuartal empat tahun ini. 

Sumber: HP Analytics, PT. Henan Putihrai, melalui milis:
KompilasiRiset@yahoogroups.com
 

Posting Komentar

 
Top