Benjamin Franklin pernah berkata: If you fail to plan, you are planning to fail. Jika Anda gagal merencanakan maka itu berarti Anda sedang merencanakan untuk gagal. Hal ini juga berlaku untuk trading

Trading plan merupakan suatu keniscayaan bagi para trader. Dengan memiliki trading plan, Anda bisa mengevaluasi metode dan eksekusi trading Anda, sehingga Anda dapat memperbaiki kekurangannya dan meningkatkan kualitasnya dari waktu ke waktu.

Banyak trader mengalami yang modalnya tergerus karena mereka tidak memiliki rencana yang jelas dalam trading-nya. 

Termasuk hal paling penting untuk diingat senantiasa oleh trader adalah bahwa trading lekat dengan risiko kerugian. Kemungkinan rugi datang seiring potensi keuntungan. Hampir mustahil ada trader yang tidak pernah rugi dan selalu untung dalam tiap transaksinya. Namun, trader yang sukses adalah yang mampu meminimalkan dan mengatur risiko kerugiannya, sehingga keuntungannya melebihi dan mampu menutup kerugiannya. Trading plan adalah kuncinya.  

Suatu trading plan setidaknya memuat dua hal utama: 



Pertama: entry point. Anda berencana membeli saham pada harga berapa, dan apa yang menjadi alasan Anda untuk membeli saham tersebut. 

Trader pada umumnya menentukan pembelian dengan dua metode Technical Analysis (TA), yaitu ketika harga menembus resisten, dan/atau apabila indikator yang ia gunakan menunjukkan sinyal Beli. Penjelasan tentang resisten dan indikator akan diulas secara lebih detail pada tulisan-tulisan mendatang. Namun di sini akan kami jelaskan contoh gambaran sederhananya. 

Contoh sinyal beli sederhana dari penembusan resisten adalah apabila harga membentuk higher high dan higher low; misalnya harga penutupan hari ini menembus harga tertinggi kemarin (resisten), begitu pula dengan harga terendahnya lebih tinggi dibandingkan harga terendah sebelumnya. 

Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan saat entry adalah bagaimana cara Anda membeli dan pada harga berapa, apakah dengan mengantri pada harga permintaan (bid), atau dengan membeli pada harga penawaran (offer). Ini tergantung antara lain pada tingkat akseptansi Anda terhadap risiko (risk appetite). 

Membeli pada harga penawaran (offer) menyebabkan potensi risiko kerugian Anda meningkat. Namun, membeli pada harga antrian (bid) menyebabkan Anda tidak berkesempatan untuk memeroleh saham incaran apabila ia melesat naik (kehilangan opportunity profit). 

Kedua: exit point. Kondisi saham yang bagaimana sehingga Anda memutuskan untuk keluar darinya. Terdapat dua kemungkinan dalam hal ini, yaitu stop loss (jual rugi) atau profit taking (jual untung). Penjelasan singkatnya sebagai berikut: 

Stop loss dapat dilakukan apabila saham mencapai batas risiko kerugian yang Anda tetapkan (misalnya 5%) dan/atau karena pertimbangan TA tertentu. 

Penting untuk diingat bahwa hal pertama yang harus dipikirkan oleh oleh trader bukanlah keuntungan melainkan risiko kerugian. 

Bayangkan jika Anda membeli saham BUMI pada tahun 2008 di harga Rp8500, misalnya, dan menyimpannya sampai bulan Maret 2013 tanpa segera melakukan stop loss. Nilainya bukan naik, tapi malah turun hingga berada pada kisaran Rp300. Tingkat kerugian mencapai 96%. Hampir seluruh modal Anda ludes! Karena itu, membatasi risko kerugian sehingga modal Anda tidak tergerus merupakan hal yang bijak bagi trader. Menjaga modal adalah kunci keberhasilan trading

Adapun pertimbangan TA untuk stop loss maka bisa berbentuk indikator tertentu dan/atau apabila harga menembus ke bawah support. Bentuk support dapat bermacam-macam, seperti rata-rata pergerakan harga (Moving Average), Trendline, dan sebagainya (penjelasan lebih detail tentang Support akan disampaikan melalui artikel tersendiri). 

Contoh TA implementatif sederhana untuk menetapkan stop loss bagi trader jangka pendek adalah dengan menjual saham apabila harganya sekarang lebih rendah dibandingkan harga terendah kemarin. 

Adapun profit taking dapat dilakukan apabila saham mencapai target harga yang diinginkan (misalnya target kenaikan harga 10%) dan/atau karena pertimbangan Technical Analysis (TA) tertentu. 

Let your profits run and cut your losses short! “Biarkan profit Anda terus meningkat dan potong kerugian Anda seminim mungkin,” adalah adagium yang berlaku dalam dunia trading. Bukanlah hal bijak apabila Anda membiarkan kerugian Anda membengkak hingga belasan bahkan puluhan persen, sedangkan di sisi lain Anda terlalu cepat melakukan profit taking hanya dengan 1%-2% tanpa ada sinyal jual yang mengindikasikan hal tersebut. 

Contoh TA implementatif sederhana terkait sinyal jual untuk melakukan profit taking adalah dengan menggunakan Trailing Stop. Hal ini mirip dengan contoh stop loss di atas. Hanya saja, stop loss berlaku ketika pergerakan harga tidak sesuai dengan prediksi, untuk memutus kerugian. Sedangkan Trailing Stop berlaku jika harga bergerak sesuai prediksi, untuk merealisasikan keuntungan. 

Misalnya, ketika membeli saham dan ternyata harganya bergerak naik sesuai prediksi, maka Anda dapat menentukan harga terendah hari ini sebagai Trailing Stop. Jika ternyata keesokan harinya harganya masih terus naik, maka Anda menjadikan harga terendah besok sebagai Trailing Stop-nya. Demikian seterusnya. Anda akan menjual tersebut setelah harganya turun dan menyentuh Trailing Stop tersebut. Simpel, bukan?

Lantas, bagaimana menyikapi rekomendasi dari Sekuritas, sahabat atau analis? 

Anda perlu menyikapi rekomendasi tersebut dengan bijaksana. Rekomendasi secara TA yang baik umumnya dibarengi juga dengan trading plan, yaitu entry dan exit point untuk dijadikan acuan, dan Anda lebih dianjurkan untuk memahami alasan dari rekomendasi itu. Jika Anda memosisikan diri hanya eksekutor, maka jadilah eksekutor yang baik, sehingga risiko kerugian dapat diminimalkan. 

Terakhir yang sangat penting, seorang trader harus disiplin dengan trading plan yang ia gunakan, untuk mengantisipasi apapun yang akan terjadi ke depan. Jangan biarkan diri Anda terombang-ambing oleh fear (ketakutan) dan greedy (ketamakan), karena kedua hal itulah yang menyebabkan trader mengalami kerugian, bahkan kebangkrutan. 

Demikian, semoga bermanfaat!

Posting Komentar

 
Top