Pak Parahita menulis: 
Saham pada hakikatnya merupakan tanda kepemilikan kita atas suatu 
perusahaan. Porsi kepemilikan kita atas suatu perusahaan ditunjukkan 
oleh berapa jumlah saham yang kita miliki. Jika perusahaan mendaftarkan 
dirinya di bursa saham, maka setiap orang dapat memperjualbelikan saham 
perusahaan tersebut dengan bebas. Seperti layaknya di pasar, calon 
penjual dan pembeli saling tawar men
Di bursa saham terdapat banyak sekali calon pembeli dan penjual 
saham. Oleh karenanya, persepsi masing-masing pelaku pasar mengenai 
harga suatu saham tentu akan berbeda-beda. Terkdang harga yang 
ditawarkan oleh penjual terasa terlalu mahal, terkadang malah terlihat 
terlalu murah. Hal tersebutlah yang menjadikan harga saham menjadi 
sangat fluktuatif. Oleh karena itu pula banyak orang yang mengatakan 
bahwa investasi di saham sangat berisiko karena ada kemungkinan saham 
yang kita beli akan turun harganya karena di kemudian hari pelaku pasar 
menganggap harganya terlalu mahal. 
Pernah suatu kali saya ngobrol dengan salah seorang teman yang 
berinvestasi di saham. Dia mengatakan bahwa saham X sudah terlalu murah.
 Saya kemudian bertanya, maksudnya murah gimana? Dia mengatakan bahwa 
dia heran kok sahamnya dijual hanya 500 rupiah per lembarnya padahal ada
 saham lain yang dijual sampai ribuan rupiah per lembarnya. Hmm, 
sepertinya teman saya itu salah persepsi. Dia melihat saham dari 
harganya saja dan bukan nilai sebenarnya. 
Apa yang dimaksud dengan nilai sebenarnya? Misalkan Anda ditawari 
sebuah motor bebek 110cc tahun 2006 dengan harga 15 juta rupiah. Apakah 
Anda akan mau membelinya? Tentu saja tidak. Anda menolak untuk membeli 
motor tersebut karena Anda tahu bahwa nilainya hanya berkisar 8-9 juta 
rupiah saja. Dari contoh tersebut terlihat apa perbedaan antara ‘harga’ 
dan ‘nilai’. Harga adalah sesuatu yang ditawarkan pada kita sedangkan 
nilai adalah jumlah yang pantas untuk kita bayarkan untuk mendapatkan 
sesuatu. 
Hal serupa juga berlaku di bursa saham. Setiap hari, bahkan setiap 
saat harga yang ditawarkan kepada kita terus berubah-ubah. Jika kita 
mengetahui nilai dari suatu saham tentu kita akan membeli saham tersebut
 apabila harga yang ditawarkan kepada kita lebih murah daripada nilai 
yang pantas untuk saham tersebut. Saat ini, banyak sekali perusahaan 
yang sahamnya dijual dengan sangat murah karena kondisi pasar yang 
jelek. Jika kita jeli, kita akan mendapatkan saham yang bagus dengan 
harga sangat murah. 
Setelah mengetahui konsep tersebut, muncullah permasalahan 
selanjutnya. Bagaimanakah caranya kita mengetahui nilai sebenarnya dari 
suatu saham? Sampai dengan saat ini, terdapat berbagai macam metode yang
 digunakan untuk mengetahui nilai dari suatu saham.
Dari sekian banyak metode tersebut, sebenarnya inti dari penilaian saham (biasa juga disebut dengan valuasi saham) adalah: 
- Seberapa banyak uang yang akan mengalir ke perusahaan tersebut di masa depan? Semakin besar pendapatan perusahaan, semakin cepat pula kita balik modal. Dalam hal ini kita berbicara mengenai prospek perusahaan ke depan.
 - Berapa nilai aset perusahaan yang dapat kita jual seandainya perusahaan tersebut akan tutup? Dalam hal ini kita berbicara mengenai nilai perusahaan saat ini jika tidak ada pendapatan yang akan masuk ke depannya.
 - Mahal atau murahkah harga saham tersebut jika dibandingkan dengan harga saham perusahaan sejenis?
 
Sebenarnya masih ada beberapa pendekatan lain namun biasanya ketiga pendekatan itulah yang digunakan untuk menilai suatu saham. 
Sumber: Parahita.Wordpress.Com, gambar dari hasil pencarian Google. 

Posting Komentar