Di
tahun 1960-an, Nelson Bunker Hunt adalah orang terkaya di dunia. Namun, Hunt meninggal dunia di sebuah
rumah jompo pada usia 88 tahun.
Pada puncak kekayaannya, Hunt diperkirakan memiliki kekayaan 16 miliar dolar AS, atau Rp 192 triliun, berupa delapan juta hektar ladang minyak di Libya, peternakan kuda ras dan sapi, dan real eastate di berbagai negara.
Ia lahir dari 'keluarga pertama' HL Hunt, salah satu juragan minyak Texas yang memiliki 14 anak dari tiga istri.
Cerita Hunt adalah boom and bust dalam skala spektakuler. Ia kehilangan seluruh ladang minyaknya di Libya tahun 1973, atau ketika Muhamar Khadafi -- yang berkuasa di Libya sejak 1969 -- menasionalisasi semua sumur minyak milik asing.
Hunt beralih ke sektor investasi. Ia yakin sektor ini akan stabil. Ia menggelontorkan miliarn dolar ke pasar perak, dan mengontrol setengah dari pasokan dunia.
Pada puncak kekayaannya, Hunt diperkirakan memiliki kekayaan 16 miliar dolar AS, atau Rp 192 triliun, berupa delapan juta hektar ladang minyak di Libya, peternakan kuda ras dan sapi, dan real eastate di berbagai negara.
Ia lahir dari 'keluarga pertama' HL Hunt, salah satu juragan minyak Texas yang memiliki 14 anak dari tiga istri.
Cerita Hunt adalah boom and bust dalam skala spektakuler. Ia kehilangan seluruh ladang minyaknya di Libya tahun 1973, atau ketika Muhamar Khadafi -- yang berkuasa di Libya sejak 1969 -- menasionalisasi semua sumur minyak milik asing.
Hunt beralih ke sektor investasi. Ia yakin sektor ini akan stabil. Ia menggelontorkan miliarn dolar ke pasar perak, dan mengontrol setengah dari pasokan dunia.
Sampai lima tahun ke depan, Hunt berjaya di pasar perak. Memasuki tahun 1980 muncul apa yang disebut Kamis Perak. Harga perak jatuh sampai seperlima dari harga tertinggi beberapa hari sebelumnya, atau pada saat Hunt -- bersama dua saudaranya; Herbert dan Lamar -- memborong lebih dari setengah permintaan dunia.
Hunt, Lamar, dan Herbert, dihadapkan pada pilihan sulit. Jika mereka melepas sedikit saja cadangannya ke paar, harga perak akan makin merosot, dan membuatnya tambah berugi.
Itu hanya awal kejatuhan Hunt. Tahun berikutnya, Hunt makin menderita ketika harga minyak dunia turun, industri gula lesu, dan nilai propertinya di mancanegara jatuh.
Keluarga Hunt tercekik utang jatuh tempo, tagihan pajak, dan berbagai macam denda. Kekayaan Hunt merosot drastis menjadi hanya satu miliar dolar pada tahun 1988.
Terkahir, kerajaan bisnis keuangannya runtuh. Saat itu Hunt mengatakan; Satu miliar dolar yang tidak berguna. Tahun berikutnya, Hunt bangkrut. Kekayaannya tersisa 5 juta dolar AS, dengan utang sekian kali lipat dari nilai asset yang dimiliki.
Pengacaranya mengatakan Keluarga Hunt masih aman, karena masih memiliki warisan dari ayahnya. Jadi, Hunt tidak akan ambruk ke posisi terburuk pada usia tua.
Tahun 2001, setelah sekian tahun menghilang, Majalah Forbes memberitakan Hunt membeli seekor kuda pacu seharga 2,5 juta dolar AS, atau Rp 30 miliar.
New York Times melaporkan setelah pasar perak hancur, dan Hunt kehilangan miliaran dolar dalam sehari, Margareth -- saudara tertua Hunt -- menuntut penjelasan. Hunt menjawab; "Saya hanya mencoba mencari uang."
Hunt dan Caroline -- istri yang memberi empat anak -- tinggal di sebuah rumah sangat sederhana di Dallas. Memasuki tahun terakhirnya, Hunt dipindahkan ke sebuah rumah panti jompo karena penyakit Alzheimer.
Hunt mengembuskan nafas terakhir tanpa mewariskan apa pun.
Sumber: Inilah.Com
Gambar dari hasil pencarian Google
Posting Komentar