Ada
dua berita di bulan Oktober yang mempunyai kesamaan, berita pertama
adalah IKEA, perusahaan peritel perabot rumah tangga yang berasal dari
Swedia, membuka toko pertamanya di Indonesia seluas 35 ribu hektar di
Alam Sutera. Berita yang kedua adalah Bina Nusantara (Binus) meresmikan
kampus barunya di Alam Sutera. Kesamaan dari dua berita tersebut adalah
lokasinya di Alam Sutera.
Alam
sutera dikembangkan oleh PT Alam Sutera Realty (ASRI IJ) berada di
lokasi yang berkembang sangat pesat yakni di Serpong-Banten, bertetangga
dengan Summarecon Serpong (SMRA) dan BSD (BSDE).
Total lahan yang
dikembangkan di Alam Sutera adalah 800 ha dimana terbagi dalam 2 tahap
yakni: 1) Tahap 1 pembangunan kawasan pemukiman dan ruko seluas 450 ha
dimana 189 ha masih belum dikembangkan. 2) Tahap 2 pembangunan kawasan
komersil seluas 350 ha dimana 232 ha masih belum dikembangkan. Lebih
dari 75% pendapatan perseroan dikontribusikan dari penjualan di area
Alam Sutera. Fasilitas dan infrastruktur yang telah lengkap di kawasan
ini telah mendorong kenaikan harga jual tanah terutama didaerah
komersil, sampai dengan bulan agustus perseroan dapat menjual 11.5 ha
tanah (meningkat 85% dibanding FY13) di daerah komersil dengan harga
jual rata-rata yang meningkat 33,6% dibanding tahun lalu menjadi 16,7
juta/m. Sementara harga jual rata-rata tanah perumahan juga meningkat
5,8% menjadi 14,5 juta namun penjualan tanah perseroan menurun dari 5 ha
menjadi 0.97 ha.
Selain
Alam Sutera-Serpong, ASRI juga mengembangkan lahannya di Pasar Kemis,
Tangerang (kontribusi 20% dari penjualan pada 1H14), untuk CBD Jakarta,
ASRI membangun menara perkantoran. Persediaan lahan lainnya berada di
Jawa Barat, Bali,dan Riau, sehingga total luas mencapai 2.331,5 ha.
Berdasarkan
laporan keuangan 1H14, Penjualan ASRI meningkat 7% namun laba bersih
atribusi kepemilik turun 31% menjadi IDR 515 bn karena peningkatan biaya
promosi dan iklan serta biaya pembelian kembali obligasi.
Perseroan
belum melaporkan kinerja keuangan untuk kuartal ketiga karena sedang di
audit (full audit), kami perkirakan audit kinerja keuangan dikarenakan
perseroan bersiap melakukan corporate action untuk mengurangi tekanan
pembayaran bunga dollar akibat depresiasi rupiah, seperti penerbitan
obligasi dalam denominasi rupiah atau bahkan mengeluarkan saham baru.
Perseroan
memiliki hutang obligasi dalam denominasi dollar sebesar USD 526 mn,
dan pada 1H14 perseroan harus membayar beban bunga dan premi lindung
nilai sebesar 119 milyar (setara dengan 13% laba bersih).
Walaupun
saat ini saham ASRI diperdagangkan pada PE2015e 7x dengan ROE2015e 20%
yang cukup menarik, namun investor harus tetap mencermati langkah
corporate action yang akan diambil perseroan.
Sumber: Embun Pagi, Research Team PT. Daewoo Securities
Posting Komentar