Pak Tobeno menulis: 

Dear Trader,

Tidak mungkin diingkari, setiap orang yang aktif di pasar modal pasti pernah mengalami saham nyangkut.  Bahkan beberapa yang saya kenal kerap memilikinya walaupun saham yang dibeli sudah berganti-ganti, sehingga jarang sekali portofolio terbebas dari saham nyangkut.  Apa yang menyebabkan saham nyangkut?  Hanya satu sebab, terlambat cut loss (CL).

Cara Mengatasi

Cara tercepat mengatasi saham nyangkut adalah menjualnya saat ini juga berapa pun loss yang sudah dikumpulkan.  Bagaimana jika setelah dijual harga malah naik?  

Pertanyaan inilah yang menahan trader untuk menjual saham rugi dengan cepat dan berharap saham balik arah.  Pertanyaan ini akan terus membayangi jika trader tidak punya strategi yang pas setelah menjual.  Salah satu strategi yang saya suka adalah membuat box price analysis


Baru-baru ini saya dan beberapa teman membahas kasus SCMA dan MNCN ketika turun banyak dalam periode singkat.  SCMA turun 23% sepanjang  7 Januari – 3 Februari 2016, sedangkan MNCN anjlok 35% pada periode 30 Desember 2015 – 29 Januari 2016.  Penurun yang sangat besar dalam tempo kurang dari satu bulan.  

Katakanlah Anda memiliki saham ini dan melepasnya di tengah periode ketika saham sudah terlanjur turun 15% karena terlambat CL.  Lalu membuat box price (BP) dan berencana membeli jika harga masuk ke box 2.  Alih-alih masuk box 2,  saham justru melanjutkan penurunannya.  Kalau pun ini terjadi, tak ada kerugian atasnya karena uang hasil penjualan saham nyangkut tadi dapat didayagunakan untuk saham-saham aktraktif lainnya.  Jauh lebih riskan jika masih bertahan di saham tersebut. 

Lalu Anda membuat BP baru dengan lowest yang baru saja terjadi. Akhirnya akan tiba masa di mana harga akan masuk ke box 2 dan Anda membelinya. 

Ilustrasi di atas, dengan menggunakan data sebenarnya, saya sajikan dalam info grafis di bawah ini terhadap saham SCMA dan MNCN. 


SCMA :


Buy dilakukan ketika harga memasuki box yang lebih tinggi.  Sebaliknya Sell jika harga masuk ke box yang lebih rendah.  Pada kes SCMA, harga masuk ke box 2 dan loncat ke box 5 hanya sehari setelahnya lalu lanjut ke box 6.  Kemudian turun ke box 5 dan menjualnya, dst seperti tertera pada gambar. 

[Untuk memudahkan pemahaman, admin blog Seleksi Saham menambahkan chart SCMA berdasarkan teori box di atas] 






[Selanjutnya, mari kita bandingkan metode box tersebut dengan analisa teknikal yang lebih sederhana. SCMA secara daily chart membentuk Spinning Tops setelah penurunan ekstrem, dan kemudian breakout dengan volume yang cukup, yang selanjutnya diikuti dengan long white candle dengan volume tinggi, yang mengindikasikan sinyal pembalikan tren yang kuat. Namun ternyata justru bergerak konsolidatif terlebih dahulu. Di sini intraday chart menunjukkan peran pentingnya, untuk tidak terkecoh.

[SCMA, Daily Chart:] 



[SCMA, Intraday Chart (15 menit): Pembelian dilakukan setelah SCMA breakout MA-20 dan/atau Fractal, serta penjualan dilakukan setelah dua candle SCMA berada bawah MA-50. Kelanjutannya, pembelian kembali dilakukan pada saat SCMA kembali breakout MA-20, dan penjualan dilakukan pada saat SCMA menembus ke bawah MA-20 karena sebelumnya didahului oleh Shooting Star (bad signal), atau dijual tetap setelah adanya 2 candle di bawah MA-50.]



MNCN

Pada kes MNCN, walaupun buy tanggal 17, bukan berarti buy baru dilakukan pada box 5 tapi sudah dilakukan ketika harga melintasi batas bawah box 4 di 1430.  Buy more dapat dilakukan lagi saat masuk box 5.




[Untuk memudahkan pemahaman, admin blog Seleksi Saham menambahkan chart MNCN berdasarkan teori box di atas]


[Selanjutnya, mari kita bandingkan metode box tersebut dengan analisa teknikal yang lebih sederhana. Secara daily chart, MNCN breakout dengan volume yang tinggi setelah penurunan ekstrem, dan kemudian diikuti dengan long white candle dengan volume yang cukup, yang mengindikasikan sinyal pembalikan tren yang kuat. Sama seperti sebelumnya, posisi dapat diayun dengan periode intraday. Pembelian kembali dapat dilakukan pada saat breakout setelah koreksi dengan volume yang memadai.]



INTP

Berikut saya berikan contoh BP INTP untuk masa yang akan datang dimana INTP close di 16575 (13/5) dan masih di box 1.



[Untuk memudahkan pemahaman, admin blog Seleksi Saham menambahkan chart INTP berdasarkan teori box di atas. Ternyata INTP menembus ke bawah Box 1, reversal yang gagal.


[Selanjutnya, mari kita bandingkan metode box tersebut dengan analisa teknikal yang lebih sederhana. Secara daily chart, INTP hanya baru akan dilakukan ketika sudah mampu tutup (pembelian menjelang penutupan, atau menunggu ketika volume memadai) di atas MA-20 atau menunggu penembusan Fractal dengan volume yang memadai.]



Pak Tobeno menlanjutkan tulisannya: 

Jika percaya, masih banyak saham bagus yang layak untuk BP analysis.  Sepuluh di antaranya:

ASII             
EXCL                     
PGAS                   
SMRA
SMGR                   
INCO
CPIN                      
PTBA
UNTR                    
GIAA

Dalam berbagai forum, tak jarang kita mendengar nasihat pakar, "Hindari saham downtrend berat!"

Ia mungkin lupa atau abai dengan fakta berikut, dimana setelah penurun berat:

NIKL    +230% dalam 1 bulan
MEDC  +150% dalam 1 bulan
KRAS  +90% dalam 6 minggu
PTBA   +50% dalam 1 bulan

Happy Sunday, 15.05.16
Be A Confident Trader!

tobeno

Sumber: milis junior_Trader@yahoogroups.com 


[Komentar admin blog: Cara yang beliau pakai cukup menarik, meskipun lebih ribet. Sepertinya cara sederhana secara teknikal dapat menggantikannya.

*Tulisan warna cokelat dari admin blog SeleksiSaham








Posting Komentar

 
Top