Berikut beberapa poin kami rangkum setelah berdikusi dengan manajemen emiten terkait dengan kinerja 9M2014.
Penjualan
9M2014 dibukukan 75% dari target 2014, sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan rerata kinerja historis 80%. Kami memprediksi
pendapatan bersih dapat dibukukan sekitar Rp4,7 triliun (39% QoQ/-0,2%
YoY).
Penjualan
yang lebih rendah tahun ini adalah dampak dari overlapping peak season
(masuk sekolah dan Lebaran), tidak ada ekspansi toko,
dan antisipasi pelanggan menghadapi kenaikan harga BBM.
Secara
historis, 9 bulan pertama adalah periode terbaik bagi RALS karena
adanya Lebaran. Dengan asumsi perbaikan terjadi pada net margin
menjadi 6,5% karena penjualan masa peak season dibandingkan dengan 4,2%
pada semester I/2014, kami memprediksi laba bersih akan dibukukan Rp305
miliar (78% dari target 2014).
Karena
kuartal IV setiap tahun akan menjadi masa lesu (low season) bagi RALS,
kami memprediksi tidak akan ada tanda-tanda perbaikan pada
kinerja perseroan. Ke depannya, kenaikan BBM pada kuartal IV/2014 akan
menjadi risiko tambahan bagi RALS karena daya beli kelas ekonomi lebih
rendah akan tertekan lebih besar.
Saat
ini RALS ditransaksikan dengan valuasi rasio harga saham per laba (PE
ratio) 2015-2016 sebesar 12,7x/11x, atraktif untuk hitungan
emiten ritel. Meskipun demikian, penurunan kinerja sulit dihindari
ketika kenaikan BBM diberlakukan. Kami masih mengkaji ulang prediksi dan
rekomendasi untuk saham ini. (Matthew Wibowo, Riset Mandiri Sekuritas)
Sumber: milis KompilasiRiset@yahoogroups.com
Gambar dari hasil pencarian Google
Posting Komentar