Pak Tobeno menulis: 
 
Dear Traders,

Bagi saya, trading plan yang baik setidaknya memuat dua kemungkinan: “Jika ya” dan “Jika tidak”.  Bila hanya mengantisipasi “Jika naik” (tanpa “Jika tidak naik”) maka trading plan tersebut masih setengah matang dan sebaiknya dihindari bagi yang berniat mengeksekusinya karena Anda akan “terbang tanpa parasut”.  Singkatnya, setiap analisis mustinya memuat buy & sell strategy. 

Seperti kerap kita dengar, tidak ada seorang pun yang tahu harga akan ke mana.  Oleh karena itu, setiap trader perlu mencari siasat (jauh lebih spesifik dari strategi) untuk berani masuk.  Tidak musti sama antara satu dengan yang lainnya.  Banyak orang yang anti average down tapi dalam membeli selalu antre di kolom bid.  Tabiat ini boleh jadi sudah menjadi kebiasaan dan dilakukan terus menerus yang sebenarnya justru merupakan ciri AD lover.  Mendiang Einstein bilang, “Insanity is  doing the same things over and over again and expecting different reults.”

Saham apa yang menarik minat saya hari ini?  Banyak!  ADRO, GJTL, INAF, LSIP, dan PTBA, antara lain.  Tapi saya memilih AALI dengan beberapa alasan.

1.   Sejak 2 bulan lalu terjadi over supply cumulative sebanyak Rp 16 M.  Namun dalam 2 hari terakhir tinggal setengahnya.  Artinya buyer tampak kehilangan kesabaran dan mulai merebut pasar.
2.    AALI sudah berada di Box 3 dan menuju pintu Box 4 di 15444.
3.    Saya belum memilikinya.

Entry dan Exit Strategy

Jika harga melewati 15500, saya akan buy di 15525.  Jika balik arah maka sell di 15350.  Kalau eforia buying makin merebak dan harga tembus 16000; buy more.

Sebaliknya, jika karena satu dan lain sebab, harga turun dalam ke 14725, maka saya akan buy di 14800 saat ia balik arah dan memasang SL 14650.  Jika tak balik, lupakan sajalah.  That’s all.

Happy Trading.

Be A Confident Trader!
tobeno
03.06.16  08:58 

Sumber: milis amibroker-4bei@yahoogroups.com 

[Tambahan keterangan dari kami secara visualisasi chart:] 



[Dari chart di atas, sekiranya trader mengikuti saran Pak Tobeno dan tidak memasang Trailing Stop secara intraday, maka ia akan Cut Loss pada keesokan harinya (T+1, 6 Juni 2016) di 15350. Adapun kemungkinan ia mampu membeli dua hari berikutnya (T+2, 7 Juni 2016) ketika harga memantul di 14800, maka sangat meragukan karena pembukaan tiba-tiba gap down. Di sini tampak pentingnya memasang Trailing Stop Intraday untuk pembelian saham baru.]

Posting Komentar

Posting Komentar

 
Top