Berikut watchlist
serta sinyal teknikal dari IHSG dan saham-saham anggota ISSI (Indeks
Saham Syariah Indonesia) dengan prioritas nilai rata-rata transaksi (value) per hari >
Rp5 miliar (dalam 20 Hari Bursa terakhir), untuk panduan trading (short term) tanggal 2014-09-02. Klik pada gambar untuk memperbesar/memperjelas. Disclaimer: ON.
Regards.
Sinyal, Value dan Volume:
Setelah memperhatikan sinyal teknikal (kolom 4; kolom 12: sinyal Moving Average, MACD dan Stochastic; serta kolom 13: sinyal Wiseman dan Candlestick), Anda disarankan memilih saham-saham yang likuid atau memiliki nilai rata-rata transaksi (value) yang cukup besar (kolom 5; satuan miliar), serta kenaikan volume yang signifikan, baik terhadap sebelumnya (kolom 6) maupun dibandingkan rerata volume 20 hari (kolom 7). Cermati bila ada sinyal yang kontradiktif.
Beta Saham:
Perhatikan pula Beta saham (kolom 8). Koefisien Beta menandakan sensitivitas dan korelasi saham terhadap pergerakan pasar. Jika nilainya = 1, artinya saham itu bergerak sama persis dengan pasar (lihat bahwa Beta IHSG pasti = 1). Jika Beta > 1, maka biasanya saham tersebut bergerak searah pasar namun lebih agresif. Jika Beta < 1, maka umumnya saham dimaksud kurang merespon atau bergerak lebih lambat dibandingkan pasar (biasanya saham defensif termasuk jenis ini, termasuk pula saham 'gorengan' yang sedang 'tidur'). Dan, bila Beta < 0, maka umumnya saham itu bergerak melawan pasar (biasanya saham 'gorengan').
Trader yang mengikuti pergerakan pasar cenderung memilih saham dengan Beta > 1. Bila pasar sedang bullish, jenis ini sangat penting untuk diperhatikan. Informasi tentang Beta saham juga bisa didapat dan dibandingkan dengan link berikut: http://www.reuters.com/finance/stocks/overview?symbol=XXXX.JK (ganti "XXXX" dengan kode saham). Perhitungan statistik Beta saham umumnya menggunakan periode yang panjang, bisa mencapai 5 tahun atau bahkan lebih. Namun Tabel Seleksi Saham di atas menggunakan periode 100 hari untuk simplisitas dan agar lebih selaras dengan dinamika pasar terkini.
Setelah memperhatikan sinyal teknikal (kolom 4; kolom 12: sinyal Moving Average, MACD dan Stochastic; serta kolom 13: sinyal Wiseman dan Candlestick), Anda disarankan memilih saham-saham yang likuid atau memiliki nilai rata-rata transaksi (value) yang cukup besar (kolom 5; satuan miliar), serta kenaikan volume yang signifikan, baik terhadap sebelumnya (kolom 6) maupun dibandingkan rerata volume 20 hari (kolom 7). Cermati bila ada sinyal yang kontradiktif.
Beta Saham:
Perhatikan pula Beta saham (kolom 8). Koefisien Beta menandakan sensitivitas dan korelasi saham terhadap pergerakan pasar. Jika nilainya = 1, artinya saham itu bergerak sama persis dengan pasar (lihat bahwa Beta IHSG pasti = 1). Jika Beta > 1, maka biasanya saham tersebut bergerak searah pasar namun lebih agresif. Jika Beta < 1, maka umumnya saham dimaksud kurang merespon atau bergerak lebih lambat dibandingkan pasar (biasanya saham defensif termasuk jenis ini, termasuk pula saham 'gorengan' yang sedang 'tidur'). Dan, bila Beta < 0, maka umumnya saham itu bergerak melawan pasar (biasanya saham 'gorengan').
Trader yang mengikuti pergerakan pasar cenderung memilih saham dengan Beta > 1. Bila pasar sedang bullish, jenis ini sangat penting untuk diperhatikan. Informasi tentang Beta saham juga bisa didapat dan dibandingkan dengan link berikut: http://www.reuters.com/finance/stocks/overview?symbol=XXXX.JK (ganti "XXXX" dengan kode saham). Perhitungan statistik Beta saham umumnya menggunakan periode yang panjang, bisa mencapai 5 tahun atau bahkan lebih. Namun Tabel Seleksi Saham di atas menggunakan periode 100 hari untuk simplisitas dan agar lebih selaras dengan dinamika pasar terkini.
Risk-Reward:
Untuk komparasi risk-reward dan tingkat kejenuhan dari suatu tren naik/turun, perhatikan data historis perubahan harga baik untuk harian, mingguan dan bulanan (kolom 8). Anda juga dapat memperhatikan Impulse Bars (kolom 10) dan Stochastic (kolom 9) untuk keperluan tersebut. Umumnya, kenaikan harga secara signifikan juga meningkatkan potensi profit taking (koreksi). Demikian pula sebaliknya.
Target:
Untuk target profit, kami sarankan Anda menggunakan Trailing Stop (TS) sebagai acuan exit point (profit taking). Posisi TS adalah satu tick (level) di bawah Low atau Mid-Price (tergantung tingkat toleransi risiko Anda) dari candle sebelumnya. Posisi TS bergerak dinamis, ia bergerak ke atas seiring dengan kenaikan harga, namun TS tidak diperkenankan untuk bergerak turun (ingat sekali lagi, TS boleh naik tapi tidak boleh turun). Anda merealisasikan keuntungan hanya apabila harga kembali melemah hingga menyentuh posisi exit point tersebut. Selama itu belum terjadi, maka let your profit runs!
Portfolio Management:
Maksimal dana yang disarankan untuk pembelian satu saham adalah tidak melebihi 3% dari nilai rata-rata transaksi (value) harian (lihat kolom 5). Misalnya, untuk saham X dengan nilai transaksi Rp100 miliar, maka maksimal dana yang dapat digunakan untuk membeli saham X adalah Rp3 miliar.
Selain itu, Anda juga tidak disarankan memegang banyak saham untuk posisi trading. Maksimal hanya 3 (tiga) saham. Hal ini agar antara lain Anda dapat memonitor saham-saham tersebut dengan lebih baik, serta merespon perubahan pasar dengan lebih cepat, misalnya untuk cut loss.
Others:
Tabel Seleksi Saham ini menggunakan AFL (AmiBroker Formula Language) untuk proses perhitungan otomatis dan objektif berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Hal PENTING sebagai penutup, jika rekomendasi saham yang muncul ternyata tidak/belum sesuai dengan
gaya trading dan/atau intuisi Anda, maka JANGAN PAKSAKAN DIRI ANDA UNTUK TRADING. Lebih bijak bila Anda menunda trading sampai muncul sinyal atau rekomendasi yang Anda 'sreg' dengannya. Terakhir, Anda wajib DISIPLIN dengan rencana trading yang sudah dipersiapkan! Khususnya untuk CUT/STOP LOSS. Percayalah, ketidakdisiplinan berbanding lurus dengan tingkat kerugian.
Posting Komentar
Posting Komentar